SYDNEY - Bert van Marwijk kembali beraksi di Piala Dunia. Pelatih 65 tahun itu mulai hari ini, resmi menangani tim nasional (timnas) Australia. Van Marwijk mengisi kekosongan pelatih di negara selatan Indonesia ini setelah ditinggal Ange Postecoglou yang mengundurkan diri sejak 22 November lalu.
Tepatnya, sepekan setelah berhasil meloloskan Australia ke Piala Dunia 2018. Saat itu, tim berjulukan Socceroos ini melaju ke Rusia usai menyingkirkan Honduras, agregat 3-1 pada play-off antarkonfederasi (15/11). Hanya, setelah itu, Postecoglou memilih resign dan sejak 19 Desember lalu menangani klub Jepang, Yokohama F. Marinos.
"Dengan bangga kami menunjuk Van Marwijk untuk menangani tim. Ini merupakan keputusan yang bagus untuk sepak bola Australia," demikian pernyataan Ketua Federasi Sepak Bola Australia (FFA), Steven Lowy, dalam laman resminya.
Menurutnya, pelatih asal Belanda ini merupakan perpaduan sempurna bagi misi Australia di World Cup 2018. Wajar saja mengingat Van Marwijk memiliki catatan mentereng di turnamen sepak bola terelite di kolong langit ini.
Sebelumnya, Van Marwijk memang menangani Belanda di Piala Dunia 2010. Bahkan, saat itu, dia sukses membawa negaranya ke final yang berlangsung di Afrika Selatan tersebut. Hanya, pada laga pamungkas, Arjen Robben dan kawan-kawan kurang beruntung karena takluk 0-1 dari Spanyol.
Meski begitu, sejak saat itu nama Van Marwijk mulai meroket. Bahkan, publik menilai, mertua dari legenda hidup sepak bola Belanda, Mark van Bommel ini sebagai salah satu pelatih terbaik. Wajar saja mengingat Van Marwijk sukses mengantar Belanda ke final Piala Dunia untuk kali pertama sejak 1978.
Sepanjang sejarahnya, Tim Oranye memang sudah tiga kali melangkah babak pamungkas Piala Dunia pada 1974, 1978, dan 2010. Sayangnya, dalam periode itu, Belanda selalu kurang beruntung. Akibatnya, mereka kerap dijuluki sebagai juara tanpa mahkota.
Setelah Piala Eropa 2012, Van Marwijk mengundurkan diri sebagai pelatih Belanda. Dia melanjutkan petualangan bersama klub Jerman, Hamburger SV pada 2013-2014. Selanjutnya, pada 1 September 2015, Van Marwijk dipercaya untuk menangani Arab Saudi hingga 15 September lalu.
Saat itu, pelatih 65 tahun ini berhasil meloloskan Saudi ke Piala Dunia 2018. Ini kali kelima bagi negara gurun pasir itu tampil di turnamen akbar sepak bola setelah 1994, 1998, 2002, dan 2006. Sayangnya, Van Marwijk enggan menangani Saudi di Piala Dunia 2018.
Itu karena dia memutuskan resign hanya 10 hari saat meloloskan Saudi ke Rusia. Beberapa media melaporkan, Van Marwijk menolak kembali jadi pelatih karena Federasi Sepak Bola Arab Saudi tidak memenuhi permintaan terkait komposisi staf.
Yang menarik, hanya empat bulan setelah penolakan tersebut, Van Marwijk malah dipinang FFA. Bisa jadi karena dia memang berjodoh dengan Piala Dunia. Apalagi, mengingat sejatinya Van Marwijk memang berada di Rusia andai tidak mengundurkan diri sebagai arsitek Saudi.
"Saya banyak mengetahui tentang tim ini karena sudah dua kali menghadapinya pada kualifikasi lalu. Saya berterima kasih kepada Lowy, FFA, dan segenap publik Australia atas kepercayaan ini," Van Marwijk, mengungkapkan.
Australia tergabung di Grup C bersama Prancis, Peru, dan Denmark. Piala Dunia 2018 ini jadi partisipasi kelima Socceroos setelah 1974, 2006, 2010, dan 2014. Pencapaian terbaik Australia ketika menembus 16 besar pada 2006 tapi kalah beruntung akibat dihentikan Italia yang berujung juara.
"Saya ingin menegaskan, keberadaan kami di Rusia bukan sekadar jadi peserta. Namun, kami ingin memenangkan seluruh pertandingan," tutur Van Marwijk, optimistis.
No comments:
Post a Comment